Suatu satuan pasukan Khusus yang dimiliki oleh TNI AD, dimana semua
anggota KOPASSUS harus memiliki kemampuan Khusus, dimana harus bisa
menguasai pertempuran di tiga marta DARAT, LAUT, UDARA. dengan latihan
yang mumpuni, latihan meluncur di ketinggian, pendaratan tali,
pendaratan parasut, bertahan hidup di alam liar (HUTAN, DANAU, RAWA),
juga berenang di keras nya hantaman air laut juga menyelam.
Kopassus dikenal sebagai pasukan ahli dan berwibawa, Citra nya yang
telah mengangkat namanya di kediaman internasional, mengantarkan
Kopassus menjadi Pasukan Khusus terbaik Ketiga di dunia.
Komando Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Bala Pertahanan Pusat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat yang memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian, dan anti teror.
Dalam perjalanan sejarahnya, Kopassus berhasil mengukuhkan keberadaannya
sebagai pasukan khusus yang mampu menangani tugas-tugas yang berat.
Beberapa operasi yang dilakukan oleh Kopassus diantaranya adalah operasi
penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta,Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur, operasi pembebasan sandera di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla), Operasi GPK di Aceh, operasi pembebasan sandera di Mapenduma,
serta berbagai operasi militer lainnya. Dikarenakan misi dan tugas
operasi yang bersifat rahasia, mayoritas dari kegiatan tugas daripada
satuan KOPASSUS tidak akan pernah diketahui secara menyeluruh. Contoh
operasi KOPASSUS yang pernah dilakukan dan tidak diketahui publik
seperti: Penyusupan ke pengungsi Vietnam di pulau Galang untuk membantu
pengumpulan informasi untuk di kordinasikan dengan pihak Amerika Serikat
(CIA), penyusupan perbatasan Malaysia dan Australia dan operasi patroli
jarak jauh (long range recce) di perbatasan Papua nugini.
Prajurit Kopassus dapat mudah dikenali dengan baret merah yang
disandangnya, sehingga pasukan ini sering disebut sebagai pasukan baret
merah. Kopassus memiliki moto Berani, Benar, Berhasil.
SEJARAH KOPASSUS
Kesko TT III/Siliwangi
Pada tanggal 16 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesatuan
Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Ide pembentukan
kesatuan komando ini berasal dari pengalamannya menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku. Saat itu A.E. Kawilarang bersama Letkol Slamet Riyadi (Brigjen Anumerta) merasa kesulitan menghadapi pasukan komando RMS. A.E. Kawilarang bercita-cita untuk mendirikan pasukan komando yang dapat bergerak tangkas dan cepat.
Komandan pertama saat itu adalah Idjon Djanbi. Idjon Djanbi adalah mantan kapten KNIL Belanda kelahiran Kanada, yang memiliki nama asli Kapten Rokus Bernardus Visser. Pada tanggal 9 Februari1953, Kesko TT dialihkan dari Siliwangi dan langsung berada di bawah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
KKAD
RPKAD
Tahun 1959 unsur-unsur tempur dipindahkan ke Cijantung, di timur Jakarta.
Dan pada tahun 1959 itu pula Kepanjangan RPKAD diubah menjadi Resimen
Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Saat itu organisasi militer itu
telah dipimpin oleh Mayor Kaharuddin Nasution.
Pada saat operasi penumpasan DI/TII, komandan pertama, Mayor Idjon Djanbi terluka, dan akhirnya digantikan oleh Mayor RE Djailani.
Puspassus AD
Pada tanggal 12 Desember 1966,
RPKAD berubah pula menjadi Pusat Pasukan Khusus AD (Puspassus AD). Nama
Puspassus AD ini hanya bertahan selama lima tahun. Sebenarnya hingga
tahun 1963, RPKAD terdiri dari dua batalyon, yaitu batalyon 1 dan
batalyon 2, kesemuanya bermarkas di Jakarta. Ketika, batalyon 1
dikerahkan ke Lumbis dan Long Bawan, saat konfrontasi dengan Malaysia,
sedangkan batalyon 2 juga mengalami penderitaan juga di Kuching,
Malaysia, maka komandan RPKAD saat itu, Letnan Kolonel Sarwo Edhie
-karena kedekatannya dengan Panglima Angkatan Darat, Letnan Jenderal
Ahmad Yani, mengusulkan 2 batalyon 'Banteng Raider' bentukan Ahmad Yani
ketika memberantas DI/TII di Jawa Tengah di upgrade di Batujajar,
Bandung menjadi Batalyon di RPKAD, masing-masing Batalyon 441"Banteng
Raider III", Semarang ditahbiskan sebagai Batalyon 3 RPKAD di akhir
tahung 1963. Menyusul kemudian Batalyon Lintas Udara 436 "Banteng Raider
I", Magelang menjadi Batalyon 2 menggantikan batalyon 2 lama yang
kekurangan tenaga di pertengahan 1965. Sedangkan Batalyon 454 "Banteng
Raider II" tetap menjadi batalyon di bawah naungan Kodam Diponegoro.
Batalyon ini kelak berpetualang di Jakarta dan terlibat tembak menembak
dengan Batalyon 1 RPKAD di Hek.
Kopassandha
Tanggal 17 Februari 1971, resimen tersebut kemudian diberi nama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).
Dalam operasi di Timor Timur pasukan ini memainkan peran sejak awal. Mereka melakukan operasi khusus guna mendorong integrasi Timtim dengan Indonesia. Pada tanggal 7 Desember 1975,
pasukan ini merupakan angkatan utama yang pertama ke Dili. Pasukan ini
ditugaskan untuk mengamankan lapangan udara. Sementara Angkatan Laut dan
Angkatan Udara mengamankan kota. Semenjak saat itu peran pasukan ini
terus berlanjut dan membentuk sebagian dari kekuatan udara yang bergerak
(mobile) untuk memburu tokoh Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato pada Desember1978.
Prestasi yang melambungkan nama Kopassandha adalah saat melakukan
operasi pembebasan sandera yaitu para awak dan penumpang pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesian Airways yang dibajak oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok ekstremis Islam "Komando Jihad" yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, 28 Maret 1981. Pesawat yang tengah menerbangi rutePalembang-Medan itu sempat didaratkan di Penang, Malaysia dan akhirnya mendarat di Bandara Don Mueang, Bangkok. Di bawah pimpinan Letkol Sintong Panjaitan,
pasukan Kopassandha mampu membebaskan seluruh sandera dan menembak mati
semua pelaku pembajakan. Korban yang jatuh dari operasi ini adalah Capa
(anumerta) Achmad Kirang yang meninggal tertembak pembajak serta pilot Kapten Herman Rante yang juga ditembak oleh pembajak. Imran bin Muhammad Zein ditangkap dalam peristiwa tersebut dan dijatuhi hukuman mati.
Pada tahun 1992 menangkap penerus Lobato, Xanana Gusmao, yang bersembunyi di Dili bersama pendukungnya.
Kopassus
Dengan adanya reorganisasi di tubuh ABRI, sejak tanggal 26 Desember 1986, nama Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan Khusus yang lebih terkenal dengan nama Kopassus hingga kini.
ABRI
selanjutnya melakukan penataan kembali terhadap grup di kesatuan
Kopassus. Sehingga wadah kesatuan dan pendidikan digabungkan menjadi
Grup 1, Grup 2, Grup 3/Pusdik Pasuss, serta Detasemen 81.
Sejak tanggal 25 Juni 1996 Kopasuss melakukan reorganisasi dan pengembangan grup dari tiga Grup menjadi lima Grup.
- Grup 1/Parakomando — berlokasi di Serang, Banten
- Grup 2/Parakomando — berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
- Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus — berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
- Grup 4/Sandhi Yudha — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
- Grup 5/Anti Teror — berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking